Pdt.S.Brahmana
Pendahuluan
Kebenaran yang sangat penting tentang keluarga:
Kebenaran yang sangat penting tentang keluarga:
- Penting kita ketahui bahwa keluarga adalah 'institusi' pertama yang didirikan Allah, bukan Gereja, bukan sekolah, dll (Kej.2:18-25).
- Keluarga Kristen di dunia merupakan pusat dan tujuan dari perjanjian Allah (as the center of God's covenant purpose). Perhatikan penetapan Allah pada Kej.l2:3, di mana melalui berkat Allah kepada Abraham sekeluarga, seluruh bumi akan diberkati.
- Keluarga Kristen di dunia merupakan miniatur keluarga Allah di dalam kekekalan. Itulah sebabnya keberhasilan kita membangun keluarga Kristen yang benar, pada saat yang sama merupakan kesaksian akan keluarga Allah. Sebaliknya, jika kita gagal membangun keluarga kita, maka sebagai anak-anak Allah, kita juga gagal menunjukkan keindahan keluarga Allah. Perhatikan gambaran bapa dan ibu yang diberikan kepada Allah di dalam Alkitab (Ef.3:14-15; Maz.l03:13; Yes.66:13).
Karena
itu, kita mengerti jika keluarga menjadi sasaran pekerjaan iblis dalam
merusak kerajaan Allah. Itulah sebabnya, di dalam anugerah Allah kita
harus melakukan yang terbaik dalam membangun keluarga yang berkenan
kepadaNya.
Bagaimana keluarga yang
berkenan kepadaNya? Keluarga yang berkenan kepadaNya adalah keluarga
yang berakar, kertumbuh dan berbuah di dalam Dia sebagaimana judul
ceramah ini. Inilah idialnya. Persoalannya adalah apakah keluarga kita
sudah berakar, bertumbuh dan berbuah? Tentulah masing-masing kita yang
dapat menilainya. Yang jelas kita sebagai keluarga kristen mengharapkan
agar keluarga kita boleh berakar, bertumbuh dan berbuah di dalam Dia.
Saya pikir inilah (mungkin) yang melatarbelakangi mengapa panitia
retreat PJJ sektor 1 GBKP Depok menganggap penting pokok ini
dibicarakan, sehingga meminta saya agar dalam pertemuan ini menyampaikan
judul ini.
Baiklah untuk mendalami pokok
ini, kita terlebih dahulu memahami apakah yang dimaksud berakar,
bertumbu dan berbuah di dalam Dia.
- Berakar. Di dalam Alkitab istilah berakar juga sering dipakai, misalnya Yesaya 40:24, Matius 13:6, Markus 4:17, Lukas 8:13, Kolose 2:7, dll). Kata berakar dipakai untuk sebuah pohon yang akarnya tercantap dalam di dalam tanah. Ada beberapa fungsi akar antara lain, disamping untuk menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut di dalam air tersebut dari dalam tanah, juga yang tidak kalah pentingnya memperkuat berdirinya tumbuhan.[1] Semakin berakar sebuah pohon dia akan semakin kuat atau kokoh, sehingga walaupun angin kuat datang menerpanya, pohon tersebut tidak akan roboh, juga walaupun musim kemarau panjang ia tidak layu dan mati karena akarnya yang dalam ke dalam tanah dapat tetap menyerap air dan zat-zat makanan yang diperlukan. Demikian juga seseorang yang berakar kuat di dalam Kristus, sumber kehidupan itu akan menjadi kokoh. la akan dapat menghadapi setiap badai persoalan kehidupan rumah tangga yang menderpanya.
- Kata "Bertumbuh" berkaitan dengan masalah perubahan. Tanaman dikatakan bertumbuh bila ia menampakkan perubahan semakin berkembang, demikian juga penilaian terhadap pertumbuhan seorang anak dapat dinilai melalui pertambahan berat dan tinggi badan dan sampai anak berusia 2 tahun masih dapat digunakan penilaian melalui lingkar kepala yang biasanya dibandingkan dengan usia anak. Kata ini juga dipergunakan rasul Paulus sehubungan dengan kehidupan rohani, iman jemaat (Efesus 4:15-24). Sebagaimana akar yang sehat akan menghasilkan pertumbuhan, demikian juga kehidupan orang percaya seharusnya bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus, bertumbuh dalam pengenalan terhadap firman Allah, dan bertumbuh dalam pelayanan menyaksikan Kasih dan kebaikan Allah. Halangan terbesar kita tidak dapat bertumbuh adalah karena kita merasa sudah cukup baik, sehingga kita merasa tidak perlu bertumbuh, padahal pertumbuhan adalah sesuatu yang tidak pernah berhenti.
- Selanjutnya kata "Berbuah". Pertumbuhan tanpa buah adalah percuma. Sebagaimana kalau kita menanam pohon rambutan atau sejenisnya, pastilah kita mengharapkan nantinya menghasilkan buah. Demikianlah juga Allah mau agar kita menghasilkan buah. Di dalam Yohanes 15:12 disebutkan bila ranting tidak berbuah akan dipotong, dan pohon yang tidak berbuah akan ditebang (Matius 3:10, Lukas 13:7-9). Buah yang dikehendaki Allah kita hasilkan adalah melakukan kehendakNya (bd.Matius 7:15-20). Salah satu adalah pelayanan. Pertumbuhan yang sehat harus diwujud-nyatakan dalam pelayanan kita. Dengan demikian, tiga unsur penting dalam hidup kita menjadi lengkap.
Memahami
pentingnya fungsi dan peranan keluarga sebagai institusi yang
diciptakan oleh Allah, sebagaimana telah disebutkan diatas keluarga
menjadi sasaran si iblis agar tidak berakar, bertumbuh dan berbuah di
dalam Kristus bagi kemuliaan Allah.
Membaca
buku Roberts Liardon: Keberhasilan dan kegagalan hamba Tuhan, disana
disebutkan bahwa beberapa diantara hamba Tuhan yang terkenal mengalami
kegagalan dalam rumah tangga, seperti kehidupan rumah tangga yang tidak
harmonis, bahkan Perceraian dan juga anak-anak yang hidup tidak sebagai
anak yang takut akan Tuhan. Apa penyebabnya? Menurut penelitian Liardon
adalah kesibukan hamba Tuhan tersebut dalam melakukan kegiatan-kegiatan
pelayanan sehingga tidak ada lagi atau kurang punya waktu bersama-sama
keluarga. Dari keterangan ini memperlihatkan bahwa tidak ada keluarga
yang steril dari serangan si iblis.
Demkian
juga dalam kehidupan keluarga-keluarga saat ini (termasuk keluarga
kristen), dimana tren pisah ranjang, perceraan, selingkuh, anak-anak
dalam usia dini sudah terlibat kenakalan remaja, free sex, narkoba, dll,
sangat membuat kita prihatin. Menurut Arif Julianto angka pasangan
pisah ranjang/perceraian di Indonesia pada tahun 2007 sangat fantastis,
yakni sedikitnya ada 200 ribu pasang.[2]
Dan oleh banyak pihak angka ini akan terus meningkat setiap tahun
dikarenakan life style (gaya hidup) masyarakat yang selalu berubah,
pondasi keagaman semakin luntur. Demikian juga mengenai seks bebas
dikalangan remaja disebutkan ada 22,6 % remaja Indonesia penganut seks
bebas.[3]
Dr H Boyke Dian Nugraha SpOG, MARS menyebutkan dari hasil penelitian
yang dipublikasikan secara terbatas terungkap perilaku remaja maupun
kaum muda ibu kota amatlah mencengangkan. "Diperkirakan 6-20 persen para
siswa SMU dan mahasiswa, pernah melakukan hubungan seks pranikah. Lebih
mengejutkan lagi, 35 persen mahasiswa suatu fakultas kedokteran swasta
menyetujui hubungan seks pranikah.[4]
Demikin juga masalah perselingkuhan, penelitian tahun 1997 di Jakarta,
mengatakan 2 dari 3 pria di Jakarta selingkuh. Bahkan katanya saat ini
menurut pakar seks dr.D.Boyke Dian Nugraha jumlah tersebut malah
meningkat, 4 dari 5 pria Jakarta melakukan selingkuh. Dan sebuah
penelitian di Bandung, Jawa Barat yang dilakukan seorang psikolog
menyebutkan 2 di antara 5 wanita pekerja juga melakukan selingkuh.[5]
Juga mengenai narkoba, dari berbagai informasi pengguna narkoba dari
tahun ke tahun meningkat tajam, dan tidak hanya usia remaja tetapi juga
di kalangan dewasa. Informasi ini tidak dimaksudkan untuk mendramatisir
keadaan atau permasalahan yang ada, sehingga menambah kekuatiran kita,
tetapi agar kita semakin waspada, semakin berbenah diri, semakin
memfilteri keluarga kita dari segala kemungkinan pengaruh negatif dari
imbas kemajuan yang kita rasakan saat ini.
Kita
bersyukur bahwa keluarga kita belum mengikuti tren tersebut, namun
tidak tertutup kemungkinan hal tersebut juga bisa terjadi kepada kita,
karena itu upaya pencegahan adalah jauh lebih baik. Karena itu, salah
satu pencegahan yang dapat dilakukan adalah mengupayakan keluarga kita
benar-benar berakar, bertumbuh dan berbuah dalam Kristus. Bagaimana
caranya?
Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan:
1. Menjadikan keluarga sebagai gereja kecil
- Menciptakan nuansa fisik yang relegius di rumah
- Mengusahakan ibadah keluarga yang teratur
- Ada keteladanan yang positif dari orang tua
2. Bagi Orang Tua perlu menumbuhkan:
a. Komitmen bertumbuh dalam Yesus melalui tiga tahap:
- Memiliki komitmen yang kuat untuk melepas cara-cara lama dalam bertindak (keinginan daging).[6]
- Memperbaharui pikiran kita, sejalan dengan pembaharuan manusia batiniah kita.[7]
- Mengembangkan kebiasaan-kebiasaan baru dalam kebenaran dan hidup kudus (hidup menurut Roh).[8]
3. Bagi masing-masing komponen keluarga (Bapa, Ibu dan anak) agar masing
masing terus bertumbuh semakin sempurna kearah Kristus, dapat digunakan
istilah G.R.O.W.T.H:
- G--> Go to God in daily prayer - Menghadap kepada Allah dalam doa setiap hari (Yohanes 15:7)
- R--> Read God's Word daily - Membaca Finnan Allah setiap hari (Kis. 7:11). Mulailah dengan Injil Yohanes.
- O--> Obey God moment by moment - Mentaati Allah setiap saat (Yohanes 15:8).
- W--> Witness for Christ by our life and words - Memberi kesaksian tentang Kristus lewat kehidupan serta ucapan kita (Matius 4:19; Yohanes 15:6).
- T --> Trust God every detail of our life - Mempercayakan setiap detail kehidupan kita kepada Allah (1 Petrus 5:7).
- H --> Holy Spirit: Allow him to control and empower our daily life and witness -Membiarkan Roh Kudus mengendalikan serta memberdayakan kehidupan serta kesaksian kita sehari-hari (Galatia 5:16,17: Kis. 1:8).
Kesimpulan
Berakar,
bertumbuh dan berbuah di dalam Dia adalah suatu hal yang diinginkan
Tuhan terjadi pada setiap orang yang percaya. Kita tidak akan dapat
bertumbuh dan berbuah kalau tidak berakar di dalam Kristus. Yesus
mengatakan: "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti
ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak
tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau
kamu tidak tinggal di dalam Aku" (Yohanes 15:4). Semua orang harus
mengalami pertumbuhan (suai, istri, anak). Dan untuk bertumbuh perlu
kemauan dan komitmen (bd.Heber 5:12-14). Dan pertumbuh adalah proses
seumur hidup. Pertumbuhan tidak diukur dari pengetahauan kita, tetapi
perbuatan kita (dari buahnya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar